Wisata Kota Tua Jakarta : Kuliner Langka

Kuliner, salah satu hal yang dicari saat berkunjung ke suatu tempat. Dusta kalo plesiran atau jalan-jalan gak merasa laper atau haus. Salah satu destinasi wisata di Jakarta yang cukup banyak dikunjungi adalah kawasan kota tua. Di kawasan ini, tokoh pentingnya adalah museum-museum dan halaman luas di pelataran Museum Sejarah Jakarta (museum fatahillah). Tapi, kawasan kota tua sebenarnya juga asik dijadikan tempat untuk wisata kuliner. Banyak sekali pedagang-pedagang yang berjualan disekitar kawasan, dari mulai bakso, mie ayam, pecel, ketoprak, siomay dan ada KFC juga.

Dari sekian banyak abang-abang dan ibu-ibu penjual makanan, ada makanan yang sudah jarang dijumpai tapi cukup mudah ditemui di kawasan kota tua. Apa itu? Ya.. KFC tadi. Hehe..enggak deng.

  • Kerak Telor

Makanan ini sebenarnya sudah menjadi maskot dari Pekan Raya Jakarta (PRJ) karena kebanyakan orang, termasuk gw, ke PRJ ya cari kerak telor. Tapi ternyata di kota tua banyak penjual makanan dari campuran ketan, kelapa, telur yang dimasak dengan tungku ini. Harga per porsinya cukup murah Rp20.000 untuk telur ayam dan Rp25.000 yang pakai telur bebek. So, gak usah tunggu setahun sekali kalo mau makan kerak telor.

IMGP7462

  • Es Selendang Mayang

Minuman dingin tradisional betawi ini berisi potongan “kue” yang terbuat dari tepung hunkwe, dicampur dengan air gula (sirup) dan santan kelapa. Sirupnya sendiri ada beberapa versi gula merah cair, sirup gula putih dan yang kekinian sirup warna merah. Yang gw cobain yang versi pake sirup merah plus santan, karena adanya itu doank dan si abang juga gak ngasih pilihan. Rasanya isiannya sendiri cenderung tawar, penguat rasanya ada di kuahnya. Perpaduan manis dari sirup plus gurih dari santan ditambah dinginnya es cukuplah buat seger-seger sehabis keliling museum seharian. Harganya Rp5.000 per gelas, kalo beli 3 gelas jadi Rp15.000.

  • Es Potong

Es legendaris yang populer di jamannya. Bentuk awalnya adalah es lonjong panjang kayak lontong mungkin hampir 50 cm, yang dipotong-potong ukuran sekitar 10 cm. Itulah kenapa namanya es potong, karena dipotong dulu sebelum disajikan, kalo yang dibelah namanya duren, heheh. Di kawasan kota tua penjual es ini cukup mudah ditemui dengan gerobak ijonya. Setiap penjual yang gw liat gerobaknya semuanya ijo. Mungkin mereka satu cukong atau satu vendor, entahlah. Es nya gak Cuma 1 rasa, ada coklat, kacang ijo, vanilla, strawberi dll. 1 potong Rp5.000 saja.

Untuk yang mau nostalgia jajanan yang ngehits di jaman pak harto dulu, kota tua cukup menjanjikan. Harga yang terjangkau, penjual yang banyak dan mudah ditemui ditambah dengan suasana kota tua yang otentik, cukuplah buat reload otak dan perut, untuk para traveler yang gak punya duit buat main jauh kayak gw. ahahah

Leave a comment